51 TAHUN ASEAN: Menangani Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

19.18.00

ASEAN didirikan 8 Agustus 1967, di Bangkok, Thailand, setelah menandatangani Deklarasi Bangkok, atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Deklarasi ASEAN. Deklarasi tersebut ditandatangani oleh 5 negara pendiri ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

ASEAN menggantikan ASA (Association of South East Asia), yang dulu pernah dibentuk pada tahun 1961 oleh Filipina, Thailand, Malaysia.

Berawal dari 5 anggota, ASEAN berkembang seiring bergabungnya negara-negara lain seperti Brunei pada tahun 1984, Vietnam pada tahun 1995, Laos dan Myanmar pada tahun 1997, dan terakhir Kamboja pada tahun 1999.

ASEAN, organisasi yang bertujuan menciptakan perdamaian, keamanan, serta kerjasama ekonomi yang membangun antar negara anggotanya, didirikan kala perang Vietnam dan kejatuhan Vietnam, Laos, dan Kamboja pada rezim komunis.

Ibarat menghadapi pertempuran, sekelompok pasukan yang ingin pergi bertempur tentu harus melakukan persiapan agar bisa memenangkan pertempuran. Kecil kemungkinan pasukan tersebut akan bisa menang jika datang ke medan pertempuran hanya berbekal nyali dan semangat.

Keberadaan MEA perlu disikapi secara positif. Negara yang cepat tanggap, baik dalam inovasi, pembuatan regulasi, maupun penyediaan infrastruktur, berpeluang untuk mendapatkan banyak keuntungan dari penyelenggaraan MEA. berikut ini beberapa kiat-kiat yang bisa dilakukan agar benar-benar merasakan keuntungan dari penyelenggaraan MEA.

1. Leadership
Jiwa kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan dalam situasi atau pekerjaan apa pun, termasuk pada masa MEA saat ini. Orang-orang dengan jiwa kepemimpinan akan memiliki kemampuan untuk mengatur dan sangat peduli terhadap kemajuan kelompok atau perusahaan yang dipimpinnya. Pemimpin yang memiliki jiwa leadership akan berusaha sekuat tenaga demi kemajuan perusahaannya.

2. Public Speaking
Baik sebagai perwakilan perusahaan maupun tenaga kerja, memiliki kemampuan public speaking jelas penting dalam karier atau menjalankan bisnis apa pun, termasuk dalam penyelenggaraan MEA. Dengan memiliki kemampuan ini, seseorang bisa menarik perhatian orang lain agar mau menuruti kemauannya. Tentu saja hal ini bisa dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efektif.

3. Bahasa Asing
Bersaing secara internasional mau tidak mau pasti dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Terlebih jika menguasai bahasa-bahasa yang digunakan negara-negara ASEAN, tentu akan sangat mendukung dalam era MEA ini.

4. Project Management
Project management adalah kemampuan seseorang dalam membuat rancangan sebuah proyek. Dalam hal ini, yang dirancang adalah waktu pengerjaan, kekuatan, dan kelemahan yang bisa membawa proyek akan berhasil atau justru akan menemui kegagalan.

5. Networking
Sudah jelas bahwa jaringan yang luas bisa meningkatkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan. Memiliki kemampuan dalam menjalin relasi akan semakin berpeluang dalam meraih kesuksesan pada masa depan.

6. Ingin Tahu dan Kritis
Menjadi orang yang kritis akan mendorong orang tersebut untuk menjadi orang yang selalu berpikir ke depan. Setiap kesalahan bisa menjadi kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk perbaikan. Rasa ingin tahu akan membuat seseorang untuk selalu mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari yang sudah mereka miliki.

7. Profesionalisme
Pada era MEA dan sebelumnya, bisa dikatakan profesionalisme adalah karakter yang sangat diperlukan, baik oleh calon tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri maupun pengusaha Indonesia yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing. Berpikir dan bekerja secara profesional akan mengundang pujian dari orang lain.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »