BERKENALAN DENGAN “SI TANGKIL” KHAS CILEGON - BANTEN SERTA MANFAATNYA BAGI KESEHATAN.

14.12.00

Melinjo (Gnetum gnemon L.) adalah  salah satu komoditas khas dari negeri tropis kita Indonesia. Melinjo atau yang baiasa dikenal dengan Tangkil, banyak dibudidayakan di Indonesia, tetapi pemanfaatannya sangat kurang, hanya terbatas sebagai sayur dan bahan baku pembuatan emping.

Teman – Teman semua pasti tahu kan Buah warna warni ini ? Yang sering kali kita  sayurtemui makan sayur asem atau kerupuk khas Banten yaitu Emping.
Menurut Pudjiatmoko (2007), aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik pada melinjo setara dengan antioksidan sintetik Butylated Hydroxytolune (BHT).
Banyak senyawa – senyawa yang
terkandung baik dari kulit maupun
buahnya loh gaiss…
Penasaran ?
Kuy, kita simak lebih lanjut.

Biji melinjo diduga juga mempunyai kandungan likopen dan karoten. Likopen merupakan senyawa dalam buah dan sayur yang berperan sebagai antioksidan. Menurut Siswoyo (2004), biji melinjo mengandung 9 11% protein, 16,4% lemak, 58% pati, dan komponen minor seperti fenolik / flavonoid. Berdasarkan penelitian Siswoyo pada tahun 2007 juga telah mempelajari potensi aktivitas antioksidan dan total senyawa fenol dari beberapa jaringan berbeda seperti akar, batang, daun, biji, dan pulp biji pada tanaman melinjo yang diekstrak menggunakan etanol. Berdasarkan hasil penelitiannya, jumlah total fenol bervariasi dari 5,97 sampai 9,91 mg gallic acid equivalent (GAE) g-1 sampel.
Senyawa flavonoid yang terkandung di ekstrak melinjo berkisar antara 0,85 3,14 mg quercetin equivalent (QE) g-1 sampel. Aktivitas penangkapan radikal bebas tertinggi terdapat pada akar yaitu 37,27 mg vitamin C equivalent antioxidant capacity (VCEAC) g 1 sampel sedangkan yang terendah yaitu pulp biji 32,48 mg VCEAC g 1 sampel. Begitu pula Kato et al. (2009) membuktikan manfaat stilbenoid dari biji melinjo kering yang diekstrak dengan pelarut etanol. Peneliti tersebut telah mengisolasi senyawa stilbenoid baru yaitu gnetin L yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Selain itu, Siswoyo2 (2007) juga menemukan fungsi lain melinjo sebagai antimikroba alami. Oleh karena itu, protein melinjo juga dapat digunakan sebagai pengawet alami makanan. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo mempunyai aktivitas antibakteri terhadap jenis bakteri Gram positif dan Gram negatif.


Kegentingan kondisi saat ini dari berbagai isu yang beredar, makin banyaknya obat – obatan yang mulai ditemukan faktanya bahwa berbahaya bagi tubuh. Hal ini tak lain dan bukan karena factor material farmasi yang semakin terbatas baik secara kuantitas maupun research. 
Nah , Si Tangkil ini pun memiliki potensi yang berpeluang menjadi bahan baku farmasi baik sebagai Antioksidan maupun zat penawar flavonoid loh !



Anda Obesitas ? atau memiliki rasa takut terkena Asam Urat saat tua nanti? 
Anda seorang Chemical Engineer ? 
Mari kita Teliti dan penuhi Kebutuhan sekitar akan sumberdaya farmasi herbal dan mulai peduli terhadap kesehatan kita masing – masing.

Sampai Jumpa di artikel Bulan Depan ya Sobat Himre !

#HimatemiaGo
#Himatemia Research

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »