Potensi Bumi Hijau Massa Depan dengan Pemanfaatan Bio-Plastik Limbah Kulit Pisang

14.23.00


Potensi Bumi Hijau Massa Depan dengan Pemanfaatan Bio-Plastik Limbah Kulit Pisang
Himatemia Research

 

Hallo semua..

Menurut Indonesia Solid Waste Association (inSWA) sebagaimana dikutip dari Antara, jumlah produksi sampah di Indonesia adalah sekitar 5,4 juta ton pertahun. Hal tersebut diperkuat dengan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) bahwa sekitar 13 % sampah berasal dari Jakarta yang dimana 6000 ton merupakan sampah plastik.

Plastik merupakan bahan kimia sintetik yang memiliki sifat kuat, ringan dan elastis. Tetapi plastik juga memiliki sifat tidak mudah terurai, sehingga dapat mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Sehingga saat ini sangat dibutuhkan inovasi tepat guna yang dapat mengurangi laju penumpuk kan sampah plastik, terutama di negara berkembang. salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan pengembangan plastik biodegradable

Bio-plastik merupakan film kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat dihancurkan secara alami oleh mikroorganisme dalam jangka waktu tertentu.

Pengembangan bio-plastik telah banyak dilakukan terutama dengan bahan-bahan alam yang mengandung pati. Bahan alam yang sering digunakan dalam penelitian adalah ubi jalar dan singkong. Namun, kita tahu bahwa singkong merupakan bahan pangan pokok. Sehingga perlu untuk mencari bahan lain sebagai alternatif. Limbah kulit pisang pada umumnya dibuang bersama sampah-sampah dapur lainnya yang tentu dapat menyumbang lebih banyak gas metana (CH4) ke udara. Kulit pisang, diantaranya jenis pisang raja merupakan bahan buangan yang hanya digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Kulit pisang raja memiliki kandungan pati 18,50 g/100 g sehingga dapat digunakan sebagai biopolimer yang dapat terdegradasi secara mudah di alam dan bersifat dapat diperbarui (Apriliana, 2008).

Namun plastik biodegradable dari pati memiliki sifat yang kurang elastis dan bersifat hidrofilik sehingga perlu ditambahkan bahan tambahan lain untuk meningkatkan karakteristik mekaniknya. Penambahan plasticizer dengan maksud meningkatkan elastisitas untuk memperlemah kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer seperti gliserol, karena gliserol memiliki kemampuan mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler. Serta penambahan aditif lain seperti kitosan, karena kitosan yang memiliki sifat hidrofob sehingga dapat mengurangi sifat hidrofiliknya (Darni & Utami; 2010).

Hasil penelitian Meilina dkk, 2014 bahwa komposisi terbaik dari bahan-bahan pembuat plastik dihasilkan oleh campuran patigliserol-kitosan dengan perbandingan pati : kitosan 6:4 dengan penambahan plasticizer gliserol 15% dengan nilai kuat tarik sebesar 8,55 Mpa, elongasi 13,52%, ketahanan air 20,75% dan biodegradabilitasnya plastik biodegradable membutuhkan waktu terurainya yaitu 44 hari 6 jam.

Hal tersebut di dukung dengan hasil penelitian dari Yuana, dkk. 2016. Dimana jika semakin tinggi komposisi kitosan, maka nilai dari tensile strength akan semakin tinggi, sedangkan untuk elongation akan menurun. Untuk komposisi pati, semakin banyak pati yang ditambahkan maka nilai dari tensile strength menurun, namun elongation, %swelling, dan nilai akan WVTR meningkat. Komposisi optimum untuk pembuatan bioplastik berbahan dasar kitosan dan kulit pisang Kepok dengan penambahan zat aditif gliserol dan seng oksida (ZnO) adalah kitosan 4% – 30% pati – 5 ml gliserol – 5% ZnO.

Gimana nih teman-teman, tertarik untuk mencoba?. Nah, inovasi ini masih terus dikembangkan sampai nanti kita benar-benar dapat mengganti kantong-kantong plastik, sedotan, bungkus produk sachet, dan semua hal berbau plastik sekali pakai menjadi plastik ramah lingkungan. Hijaukan kembali bumi untuk masa depan kita, lakukan sesuatu walau itu hal yang kecil, karena dunia ini sangat luas kita tak mampu untuk bekerja sendiri. Selamat berinovasi ya sobat, ingatlah bahwa negara kita kaya dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia adalah  tanggung jawab kita semua.

 

Salam Himre, sampai bertemu di artikel selanjutnya.

 

#HimatemiaBeraksi

#HimatemiaGo

DAFTAR PUSTAKA

https://www.antaranews.com/ diakses pada 05 juli 2020

Apriliana, E. 2008. Pengaruh Variasi Substrat dan Lama Fermentasi terhadap Produksi Alkohol Pisang Klutuk (Musa branchycarpa). Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang

Aripin, Samsul.dkk. 2017. Studi Pembuatan bahan alternative plastic biodegradable dari pati ubi jalar dengan plasticizer gliserol dengan metode melt intercalation. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 6, No. 1, 79- 84. Diakses pada 20 juli 2020.

Darni,dkk. 2009. Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 10, No. 2, 08-18. Diakses pada 26 juni 2020.

Meilina , Latifah dan Nuni Widiarti. 2014. SINTESIS PLASTIK BIODEGRADABLE DARI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL. Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014). Diakses pada 23 Juli 2020.

Munawaroh, Amin.dkk. 2015. Pemanfaatan Tepung Pisang (Musa Paradisiaca) dengan Variasi Penambahan Gliserol sebagai Bahan Alternative Pembuatan Bioplastic Ramah Lingkungan.Vol. 26, No. 1, 05-06. Diakses pada 26 juni 2020.

Yuana dan Karsono.2016. SINTESIS BIOPLASTIK DARI KITOSAN-PATI KULIT PISANG KEPOK DENGAN PENAMBAHAN ZAT ADITIF.  Vol. 10, No.2, April 2-16. Diakses pada 23 Juli 2020.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »