[ Mengenal Reaktor Nuklir Milik Kita ]

09.20.00


Mengenal Reaktor Nuklir Milik Kita
(Himatemia Re-Search)



Hello sobat ilmiah,
Tidak terasa sudah 34 tahun yang lalu dunia digemparkan dengan ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina. Juga pasti teman-teman masih ingat dengan peristiwa dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada bulan Agustus 1945, pada tahap akhir perang dunia kedua. Tapi, itu dulu. Hari ini sudah ada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang mempromosikan penggunaan nuklir secara damai, serta menghambat penggunaannya untuk tujuan militer termasuk senjata nuklir. Selain itu, semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi konsep keamanan dalam penggunaan nuklir pun semakin berkembang, salah satunya dalam Nuclear Security series no.7 yang diterbitkan oleh IAEA di tahun 2008.
Kira-kira ada yang tau gak nuklir itu apa ?
Ya bener banget, Nuklir atau inti atom adalah bagian yang sangat kecil dari sebuah atom, sedangkan atom sendiri merupakan bagian terkecil dari materi.

Proses terjadinya tubrukan antara partikel nuklir disebut reaksi nuklir. Adapun, reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Reaksi tersebut terjadi secara alami di alam maupun diciptakan untuk kebutuhan manusia. Salah satunya di aplikasikan dalam suatu reaktor nuklir.
Reaktor nuklir adalah perangkat kompleks yang dibuat untuk mampu menjalankan reaksi berantai nuklir berbahan bakar uranium atau thorium yang melepaskan energi dalam bentuk radiasi.

Adanya reaktor nuklir memberikan banyak manfaat diantaranya untuk penelitian, produksi radioisotop dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), juga digunakan untuk penggerak kapal selam, satelit, dan beberapa kapal militer, serta diusulkan sebagai sumber daya untuk lokomotif, pesawat terbang, dan roket. Namun, reaktor nuklir juga berpotensi memproduksi bahan ledak yang berasal dari transmutasi nuklida uranium-238 menjadi plutonium-239. 239Pu merupakan bahan ledak untuk senjata nuklir. Indonesia sendiri dalam pemanfaatan reaktor nuklir sudah menandatangani perjanjian untuk penggunaan tujuan damai.
 Apakah Indonesia memiliki reaktor nuklir ? Jawabannya ada, penasaran? Yuk lanjut simak ya...
Menarik banget nih sobat ilmiah, ternyata Indonesia sendiri telah memiliki 3 buah reaktor nuklir untuk penelitian (non-daya) yang berpendingin dan bermoderator air ringan yang berlokasi di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong.
a.       Reaktor TRIGA 2000, reaktor ini pertama kali didirikan di Bandung, memiliki kapasitas 250 kW dan diresmikan pada tahun 1965. Pada tahun 2000 kapasitasnya dinaikkan menjadi 2 MW.
b.      Reaktor KARTINI, reaktor berkapasitas 250 kW berlokasi di Yogyakarta. Reaktor ini diresmikan pada 1979 dan saat ini masih status beroperasi.
c.       Reaktor RSG-GA Siwabessy, merupakan reaktor nuklir serba guna berkapasitas 30 MW. Reaktor yang satu ini dibuat oleh interatom internationale asal jerman Barat Kraftwerke union, terletak di Serpong dan diresmikan pada tahun 1987.
Reaktor-reaktor nuklir di Indonesia adalah jenis reaktor yang digunakan untuk tujuan penelitian, pengujian bahan, aktivasi neutron, pelatihan, dan produksi radioisotop. Adapun panas yang dihasilkan didesign sekecil mungkin sehingga dapat dilepas ke lingkungan. Berbeda dengan reaktor daya yang memang dibuat untuk menghasilkan daya listrik yang besar. Indonesia sendiri sedang merencanakan pembangunan pembangkit nuklir untuk membantu memenuhi kebutuhan daya di masa mendatang, karena sumber daya oil & gas lama kelamaan akan habis.
Temen-temen percaya gak kalau negara kita adalah negara yang kaya dan sangat berpotensi untuk menunjang ketersediaan bahan bakar nuklir di masa mendatang?
BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) , telah melakukan penelitian terkait peta sebaran mineral uranium dan thorium yang merupakan bahan bakar dari reaktor nuklir. Batan mencatat total sumber daya uranium yang di miliki Indonesia sebanyak 81.090 ton dan thorium 140.411 ton.  Bahan baku nuklir tersebut tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dalam salah satu jurnal tentang kajian pengembangan energi nuklir oleh Imam Bastori, dkk. Hasil analisanya menunjukkan bahwa PLTN jenis PWR dengan kapasitas 1000 MWe akan menghasilkan energi listrik sebesar 7.884 GWh dalam setahun. Bahan bakar yang dibutuhkan sekitar 28,93 ton yang dapat dipenuhi dari uranium alam U3O8  (Yellow Cake ) sebanyak 244,68 ton atau setara dengan 108.362,2 ton bijih uranium. Dengan cadangan uranium Indonesia sebanyak 70-80 ribu ton yellow cake,  maka akan mampu memenuhi kebutuhan bagi 7 unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 1000 MWe yang beroperasi selama 40 tahun.
Adapun thorium masuk kedalam zat radioaktif alam, namun thorium pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar, sehingga membutuhkan uranium 235 agar bisa dikonversi menjadi uranium 233. Saat ini belum ada satupun negara yang menggunakan thorium dalam pembangkit secara komersil, baru sebatas pemanfaatan dalam skala penelitian seperti di negara Tiongkok dan India. Padahal ketersediaan thorium di Indonesia hampir 2 x lipat dari jumlah uranium yang ada. Thorium dinilai 90 % lebih effisien, sehingga akan menghasilkan limbah radioaktif yang jauh lebih kecil. Dengan data yang ada, Indonesia memang memiliki potensi besar dalam pembangunan reaktor nuklir di masa mendatang.
Gimana nih sobat, sudah mulai kenal? Atau masih ragu dan takut dengan adanya rencana pembangunan PLTN? Tenang, jangan takut-takut. Memang tidak ada teknologi manapun di dunia ini yang sepenuhnya aman. Namun, reaktor nuklir sendiri di design dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi, tingkat kegagalan yang rendah, juga teknologi yang telah teruji secara internasional.
Sekian untuk artikel bulan ini, jangan ragu bagi sobat ilmiah yang tertarik untuk meneliti potensi yellow cake Indonesia, bisa buat judul karya tulis juga loh..
See u next month,

#HimatemiaBERAKSI
#HimatemiaGo 



DAFTAR PUSTAKA

Imam Bastori,dkk.2017. Analisa Ketersediaan Uranium di Indonesia untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR 1000 Mwe. Jurnal pengembangan energi nuklir Vol.19, No. 2, 95-102
Liliana Yetta P, Yudi Pramono, dan Bintaro Aji.2019. Buku Saku Reaktor Nuklir : Pemanfaatan dan pengawasan. Jakarta : Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
http://www.batan.go.id/index.php/id/ diakses pada 25 Juni 2020

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »